TK SD dan TPA Al Maka Adopsi Metode Baca Qur’an Yanbu’a

Getasan – Sabtu 17/8, Al-Maka Getasan kedatangan tiga tamu dari Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Semarang. Ketiganya (dari kiri), Ustadz Lukman Hakim, Ustadz Mufadi dan Ustadz Ali, selain merupakan pengurus LMY mereka juga merupakan alumni Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus. Ustadz M Fadhilah selaku Waka Tahfidz SDIT Al Maka (paling kanan) yang membersamai kehadiran ketiga tamu tersebut dibarengi dengan diskusi ringan tentang metode baca Qur’an yang selama ini sudah berjalan di SD Al Maka.

Sebagai lembaga pendidikan yang ingin fokus pada tahfidzul qur’an, Al Maka tidak pernah berhenti melakukan evaluasi terhadap metode ajar Al-Qur’an yang diterapkan. Terbukti, kedatangan LMY Semarang bukan hanya silaturahmi biasa, tetapi dalam rangka ingin menerapkan metode baca Qur’an Yanbu’a di Al Maka Getasan, khususnya unit TK, SD dan TPA. Bahkan, H Muzayyin mengatakan bahwa, “Jika memungkinkan nanti semua pegawai Al Maka juga bersanad metode baca Qur’an Yanbu’a”, kata beliau.

Mengapa Metode Yanbu’a?

Kalau ada yang memperhatikan ilmu sanad Qur’an khususnya di tanah Jawa, maka akan menemukan bahwa hampir semua metode baca Qur’an bermuara sanadnya di KH M Munawwir, Krapyak. Baik itu metode Yanbu’a, Qiroati, Ummi, dan bahkan Iqro’ pun semuanya bermuara di KH Munawwir Krapyak yang konon terkenal sebagai alim Jawa pertama yang menguasai Qiraat Sab’ah.

Pemilihan Metode Yanbu’a diantara metode yang lain berdasarkan bahwa hanya Metode Yanbu’a lah yang merupakan gerakan kepesantrenan. Yang mana gerakan tersebut dilandasi khidmah murid pada kyainya, sehingga keterjagaan sanad lebih terjamin. Di lain sisi, KH Arwani Said Kudus merupakan murid pertama KH M Munawwir yang bisa menguasai ilmu Qiraat Sab’ah dari gurunya. Juga, pelajaran tajwid di Metode Baca Qur’an Yanbu’a sudah termasuk lengkap dan memang terintisari dari kitab-kitab tajwid yang masyhur. Sehingga, harapannya nanti bisa linear dengan pelajaran tajwid di Pondok Pesantren Al Maka Getasan yang menggunakan Matan Jazariyah sebagai landasan ilmu tajwidnya.

Akhirnya, ketundukan terhadap ilmulah yang diinginkan Lembaga Pendidikan Al Maka. Bukan gerakan ormas, politik atau kepentingan kelompok apapun itu. Sehingga nantinya lulusan TK dan SD Al Maka, hafalan dan bacaan Qur’annya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan memiliki silsilah sanad baca Qur’an yang jelas.